Sebelumnya pernah mendengar istilah Imposter Syndrome? Terdengar agak asing atau tidak bagi Anda? Sindrom ini berkaitan dengan kurangnya rasa percaya diri, sering muncul keraguan dalam diri seseorang.
Imposter Syndrome artinya perasaan dalam diri seseorang yang merasa tidak yakin terhadap pencapaian, kesuksesan, dan kecerdasan yang dimiliki. Bahkan menganggap semua kesuksesan dalam dirinya adalah palsu, hanya sebuah keberuntungan. Bahkan mereka dapat merasa seolah-olah sebagai penipu yang bisa saja suatu saat ketahuan. Sindrom ini dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang status sosial, latar belakang pekerjaan, tingkat keterampilan, dan tingkat keahlian mereka.
Bagi Anda yang baru mengetahui, mungkin hal ini terasa aneh. Namun tidak sedikit yang kurang percaya terhadap adanya sindrom tersebut. Untuk lebih memahami, berikut ini ilmupenting.com bahas hal-hal yang lain yang berkaitan dengan Imposter Syndrome.
Ciri-ciri Imposter Syndrome
Sebenarnya bagaimana tandanya orang yang mengalami Imposter Syndrome? Beberapa hal yang menjadi tanda-tandanya adalah sebagai berikut:
- Ketidakmampuan untuk menilai kompetensi dan keterampilan secara realistis.
- Menghubungkan kesuksesan diri sendiri dengan faktor eksternal.
- Menilai kinerja diri sendiri.
- Sering merasa takut tidak sesuai ekspektasi.
- Berprestasi
- Menyabotase kesuksesan diri sendiri.
- Keraguan diri.
- Menetapkan tujuan yang sangat menantang dan merasa kecewa ketika gagal.
Sementara bagi sebagian orang, sindrom ini dapat memicu motivasi untuk mencapai kesuksesan atau target-target, namun disertai dengan perasaan cemas terus-menerus. Masalah yang sering dialami oleh penderita sindrom ini adalah meskipun banyak pengalaman kesuksesan yang telah terjadi dalam hidupnya tidak akan mengubah keyakinan mereka terkait keraguan-keraguan dan sikap menganggap kesuksesan mereka adalah palsu. Bahkan semakin banyak kesuksesan yang dicapai, semakin merasa seperti penipuan. Seolah-olah mereka tidak dapat menyadari dan meyakini pengalaman suksesnya.
Mengidentifikasi Imposter Syndrome
Meski Imposter Syndrome tidak termasuk dalam penyakit jiwa, namun tidak ada salahnya untuk kita mewaspadai terhadap sindrom ini. Jika Anda ingin meyakinkan diri apakah mengidap Imposter Syndrome ataukah tidak? Anda dapat melakukan intropeksi seperti :
- Apakah Anda menderita bahkan jika mengalami kesalahan terkecil atau kekurangan dalam pekerjaan Anda?
- Apakah Anda menghubungkan kesuksesan Anda dengan keberuntungan atau faktor luar?
- Apakah Anda sangat sensitif bahkan terhadap kritik yang membangun?
- Apakah Anda merasa bahwa Anda pasti akan ketahuan sebagai penipu?
- Apakah Anda meremehkan keahlian Anda sendiri, bahkan di bidang unggul dimana Anda benar-benar lebih terampil daripada yang lain?
Jika Anda sering merasa diri Anda mengalami beberapa hal diatas, mungkin tidak ada salahnya untuk berbicara dengan terapis. Pikiran negatif, keraguan diri, dan sabotase diri yang sering menjadi ciri sindrom ini dapat berdampak pada berbagai bidang dalam kehidupan Anda.
Jenis-jenis Imposter Syndrome
Imposter Syndrome ini dapat muncul dalam beberapa cara yang berbeda. Sehingga mungkin saja muncul beberapa jenis Imposter Syndrome, diantaranya :
- Sangat Perfeksionis: Mereka tidak pernah puas dan selalu merasa bahwa pekerjaan mereka bisa lebih baik. Namun seringkali bukan fokus pada kekuatan mereka, mereka justru cenderung terlalu terpaku pada kekurangan atau kesalahan apa pun. Hal ini sering menyebabkan banyak tekanan diri dan kecemasan yang tinggi.
- Selalu ingin menjadi Superhero : Karena mereka merasa kurang atau tidak mampu dalam suatu bidang atau keahlian, mereka merasa terdorong untuk bekerja sekeras mungkin.
- Pakar: Orang-orang ini selalu berusaha untuk belajar lebih banyak dan tidak pernah puas dengan tingkat pemahaman mereka. Meskipun mereka sering sangat terampil, mereka meremehkan keahlian mereka sendiri.
- Jenius alami: Orang-orang ini menetapkan tujuan yang terlalu tinggi untuk diri mereka sendiri, dan kemudian merasa hancur ketika mereka tidak berhasil pada percobaan pertama mereka.
- Solois: Orang-orang ini cenderung sangat individualistis dan lebih suka bekerja sendiri. Harga diri seringkali berasal dari produktivitas mereka, sehingga mereka sering menolak tawaran bantuan. Mereka cenderung melihat atau meminta bantuan sebagai tanda kelemahan atau ketidakmampuan.
Cara Mengatasi Imposter Syndrome
Imposter Syndrome memang unik. Banyak perasaan-perasaan seperti cemas, takut dianggap penipu, tidak mau mengakui kesuksesan yang dicapai diri sendiri sebagai hal istimewa, dan pikiran negatif lainnya. Untuk melewati perasaan ini, tentunya harus merasa nyaman menghadapi beberapa keyakinan yang sudah mendarah daging dalam diri. Jika Anda merasa sulit untuk mengurangi Imposter Syndrome, beberapa teknik berikut dapat Anda gunakan :
- Bercerita (sharing) tentang perasaan Anda. Bicaralah dengan orang lain tentang apa yang Anda rasakan. Keyakinan yang tidak masuk akal cenderung membusuk ketika disembunyikan dan tidak dibicarakan.
- Fokus pada orang lain. Meskipun ini mungkin terasa berlawanan dengan intuisi, cobalah untuk membantu orang lain dalam situasi yang sama dengan Anda. Jika Anda melihat seseorang yang tampak canggung atau sendirian, ajukan pertanyaan kepada orang itu untuk mengajaknya masuk ke dalam kelompok. Saat Anda melatih keterampilan Anda, Anda akan membangun kepercayaan pada kemampuan Anda sendiri.
- Nilai kemampuan Anda. Jika Anda memiliki keyakinan lama tentang ketidakmampuan Anda dalam situasi sosial dan kinerja, buatlah penilaian realistis tentang kemampuan Anda. Tuliskan prestasi Anda dan apa yang Anda kuasai, dan bandingkan dengan penilaian diri Anda.
- Yakinkan kembali pikiran Anda. Saat Anda mulai menilai kemampuan Anda dan mengambil langkah kecil, pertanyakan apakah pikiran Anda rasional. Apakah masuk akal untuk percaya bahwa Anda adalah penipu, mengingat semua yang Anda ketahui?
- Berhenti membandingkan. Setiap kali Anda membandingkan diri Anda dengan orang lain dalam situasi sosial, Anda akan menemukan kesalahan pada diri sendiri yang memicu perasaan tidak cukup baik atau tidak memiliki. Sebaliknya, selama percakapan, fokuslah untuk mendengarkan apa yang dikatakan orang lain. Jadilah orang yang benar-benar tertarik untuk belajar lebih banyak.
Bukan sebuah hal yang mustahil untuk bisa sembuh dari Imposter Syndrome ini. Ingatlah bahwa kapanpun Anda mencapai suatu keberhasilan, bersyukurlah dengan kesuksesan yang Anda capai. Lihatlah kemampuan yang Anda capai. Jangan anggap itu semata-mata hanya sebuah keberuntungan.